Tuesday, April 2, 2013

Bass fender klasik ciamik dan berbagi pengalaman memilih Bass


Walaupun tampilan agak pucat namun Bass fender klasik ini suaranya sangat ciamik dan sangat cocok untuk semua aliran musik.Walaupun kebanyakan dipakai untuk ngejazz.

Saat Memilih Bass Pertama

Sekedar berbagi pengalaman, mungkin berguna bagi anda yang pertama kali ingin membeli sebuah bass gitar. Sudah menjadi suatu kebiasaan yang umum jika kita hendak membeli sebuah barang pertama kali, bahwa yang menjadi pertimbangan awalnya adalah popularitas merk dari barang tersebut. Kebiasaan seperti ini juga kemungkinan akan terjadi saat anda ingin membeli bass gitar untuk pertama kali. Di dunia bass ada sebuah merk yang sangat terkenal yaitu Fender, tidak diragukan lagi. Kebanyakan pemain bass jika memiliki dana yang cukup untuk membeli bass pertamanya bisa dipastikan tanpa pikir panjang akan langsung memilih merek Fender, karena popularitasnya. Hal ini juga saya alami ketika ingin membeli bass gitar untuk pertama kali. Namun karena dana yang ada kurang mencukupi, saya beralih ke merk lain yang lebih terjangkau harganya namun cocok buat saya dalam hal playability. Kala itu saya kurang mempertimbangkan sound karena pengetahuan saya tentang bass masih sangat minim. Saya lebih tertarik pada segi penampilan, playability dan kepraktisan. Makanya saya ketika itu membeli bass Hohner model Steinberger (buntung tanpa head) berwarna merah, karena saya ingin sebuah bass yang praktis untuk dibawa kemana-mana menggunakan kendaraan umum. Dan kebetulan sekali sound yang dihasilkan cukup lumayan untuk sebuah bass seharga di bawah 1 juta rupiah (awal tahun 1990-an). Ketika itu bass Fender buatan U.S.A dihargai diatas 2 juta rupiah, sebagai mahasiswa saat itu sebuah barang seharga 1 juta rupiah saja sudah terasa sangat mahal. Bass Hohner ini tampil pertama kali di layar kaca dalam video klip lagu Nugie "Tertipu" pada tahun 1995, dan sangat berjasa mengantarkan awal profesi saya sebagai pemain bass profesional. Bersamaan dengan popularitas Nugie yang saat itu sangat menanjak dengan jadwal panggung yang lumayan padat, saya kemudian membeli bass Ibanez Soundgear buatan Jepang yang ketika itu berharga 1,7 juta rupiah sekitar tahun 1995. Bass Fender idaman yaitu Jazz Bass Deluxe 5 buatan U.S.A baru bisa saya miliki tahun 1997 yang saat itu harganya sekitar 2,3 juta rupiah.
Kemudian muncul pertanyaan apakah kita harus memiliki bass Fender? Sepanjang pengalaman saya menggunakan berbagai merek dan tipe bass sejak awal tahun 1990-an sampai sekarang ini, saya sampai pada kesimpulan bahwa tidak wajib hukumnya bagi pemain bass untuk memiliki merk Fender. Memang Fender sudah menjadi legenda dengan popularitas yang tidak akan pernah terkalahkan oleh merk manapun sampai kapanpun, karena Fender-lah yang pertama kali sejak tahun 1951 mempelopori pemasaran bass dengan bentuk modern seperti yang kita kenal sekarang ini. Lantas kenapa saya mengatakan tidak harus memiliki Fender? Karena teknologi terus berkembang, segala penelitian untuk semakin mengembangkan bass dalam segi sound, playability, kenyamanan, dan sebagainya terus dilakukan sampai saat ini. Hal ini berkaitan juga dengan kenyataan bahwa Leo Fender sebagai pendiri Fender sudah meninggalkan Fender sejak tahun 1970-an untuk membuat bass dengan merk MusicMan, dan mulai tahun 1980-an Leo Fender membuat bass merk G&L yang sangat terkenal karena kualitas sound dan playability-nya. Disamping merk Fender, MusicMan, dan G&L yang dibuat oleh Leo Fender, kita juga mengenal banyak merk lain dengan kualitas yang bagus bahkan lebih bagus dan mewah dalam hal material, sound maupun playability. Ada banyak merk yang terkenal karena kualitasnya seperti Modulus, Warwick, Ibanez, Ken Smith, Yamaha, Fodera, Pedulla, Spector, Lakland, Status, dan lainnya. Merk-merk tersebut tidak kalah dengan Fender, bahkan beberapa ada yang melebihi. Jadi saran saya, survey terlebih dahulu akan berbagai merk bass sebelum anda memutuskan membeli bass pertama anda. Jangan hanya terpaku pada satu merk saja. Sekarang sudah jamannya internet dimana segala informasi bisa kita peroleh. Berbagai website tentang bass atau musik pada umumnya ada banyak, selain juga rujukan dari majalah musik atau audio yang bisa kita dapatkan dengan mudah saat ini. Mencoba terlebih dahulu juga sangat disarankan. Beberapa toko musik mengijinkan kita untuk mencoba sebelum membeli. Sesuaikan dengan budget anda bass mana yang akan anda beli. Sebagai pedoman, saya mencoba memberi gambaran sebagai berikut dalam hal harga yang berlaku pada saat ini: Bass buatan U.S.A atau Eropa biasanya harganya diatas 12 juta rupiah, anda bisa memilih selain Fender ada Gibson, Warwick, G&L, Modulus, Status, Lakland, Spector, atau MusicMan. Bass buatan Jepang atau Mexico biasanya ditawarkan dengan range harga 7 juta sampai 10 jutaan, anda bisa memilih Ibanez, Yamaha, atau Fender Jepang/Mexico. Bass buatan Korea biasanya memiliki range harga 5 sampai 7 jutaan, merk yang terkenal adalah Cort, G&L Tribute, Lakland Korea, Epiphone, atau Spector Korea. Dan untuk anda yang memiliki budget 4 juta rupiah ke bawah, bisa memilih bass buatan China, Indonesia, atau Vietnam, dengan merk antara lain Squier, Cort, Yamaha, Washburn, atau Ibanez Gio.
Sekali lagi, survey itu sangat penting. Jangan menyesal kemudian karena memilih sebuah merk karena popularitasnya ternyata tidak nyaman untuk dimainkan dan tidak cocok dengan kita. Saya pernah memiliki bass Ibanez ATK buatan Korea dengan kualitas yang sangat bagus, dan saat ini saya sering menggunakan bass G&L Tribute buatan Korea karena sangat nyaman dimainkan dengan sound yang aduhai. Selamat berburu bass pertama. .

Monday, April 1, 2013

Tips Belajar DRUM Autodidak

 
Bermain musik/ bermusik termasuk sesuatu yang memerlukan bakat atau keahlian. Bagiku bakat itu adalah sesuatu yang tumbuh dari semenjak kita dilahirkan. Jelas sekali terlihat antara orang yang berbakat dengan orang yang tidak memiliki bakat. Contoh : orang yang mempunyai bakat bermusik, dia bisa melakukannya dengan bantuan yang ngga terlalu berarti tapi kalo orang yang ngga punya bakat bermusik, walaupun dia belajar tetap akan merasa kesulitan. Paling ujung-ujungnya cuma bisa tapi ngga pintar. 

Belajar otodidak bagiku termasuk metode pembelajaran yang baik, apalagi buat seorang pemula dalam bermain drum. Kunci belajar drum secara otodidak hanya bersungguh-sungguh dan tekad yang kuat.

Berikut cara pembelajaran drum secara otodidak

1. Mengenal Drum Set
Drum adalah alat musik yang terdiri dari beberapa bagian. Dan dari masing-masing bagian tersebut mempunyai peran tersendiri. 
Disini kami coba perkenalkan nama-nama bagian dari drum set tersebut



A - Bass Drum
B - Snare Drum
C - Hi-Hat
D - Pedal Bass Drum
E - Ride
F & G - Tom-Toms
H - Floor Tom
I - Cymbal Stand
J - Hi Hat Stand for Hi Hat cymbals
K - Hi Hat Clutch
L - Crash
M - Snare Stand
N - Mount for tom(s) to be mounted on Bass Drum
O - Bangku


2. Pelemasan Anggota Tubuh
Dalam hal ini aku menilai pelemasan anggota tubuh sangatlah penting sebelum kita memulai permainan drum yang dominan sekali membutuhkan gerakan anggota tubuh terutama kedua tangan dan kedua kaki kita.
Hal ini bisa kita lakukan sambil duduk dan mendengarkan musik. Lakukanlah gerakan seolah-olah kaki kanan anda memijak Pedal Bass Drum, kaki kiri anda memijak Pedal Hi-Hat trus tangan kanan anda seolah-olah ditempatkan pada cymbal hi-hat dan posisi tangan kiri pada snare drum. Perhatikan setiap ketukan drum pada musik yang anda putar sambil anda ikuti suwara drum tersebut dengan gerakan tangan dan kaki anda.
Supaya ngga terlalu silit, putarlah musik yang ngga terlalu ngbit/ cepat

3. Melatih Feeling
Untuk melatih feeling kita cukup sering mendengarkan musik aja